Nasib komet dan tumbukan komet - Saat komet mengalami percepatan di dekat matahari, nasibnya menjadi tidak teramalkan. Jet kuat gas dan debu dari nukleus dapat mengubah gerakan orbitnya. Bila sebuah komet berhasil memutari Matahari, komet akan meneruskan orbitnya kembali ke daerah beku di tata surya luar. Beberapa material komet yang tersisa akan kembali membeku di sana. Koma dan ekor lenyap.
Beberapa komet lewat terlalu dekat dengan Matahari hingga mereka pecah atau habis menguap. Beberapa komet terlalu dekat hingga malah masuk langsung ke Matahari dan lenyap.
Komet periodik tidak dapat diaktivasi ulang untuk menumbuhkan koma dan ekor baru terus-menerus. Nukleusnya semakin lama semakin terkikis. Setiap memutari Matahari, komet kehilangan beberapa meter lapisan permukaannya. Komet Halley misalnya, kehilangan sekitar 1 persen massanya tiap kali melintasi perihelion.
Pada akhirnya, sebuah komet periodik akan kehilangan semua bahan lembutnya. Potongan zat padat dapat bertahan. Benda ini akan terus mengorbit Matahari seperti planet kecil.
Sejumlah komet periodik yang ditemukan pada dekade sebelumnya atau abad sebelumnya kini hilang. Orbit mereka tidak pernah dikenal cukup baik untuk memprediksi penampilan masa depan atau komet telah hancur. Namun, kadang-kadang komet "baru" ditemukan, dan perhitungan orbitnya menunjukkan hal itu terjadi komet lama "hilang". Contohnya adalah Komet 11P/Tempel-Swift-LINEAR, ditemukan pada tahun 1869 namun tidak teramati setelah 1908 karena gangguan oleh Yupiter. Itu tidak ditemukan lagi sampai tidak sengaja ditemukan kembali oleh LINEAR pada tahun 2001, nasib komet dan tumbukan komet.
Tumbukan Komet
Tumbukan komet dengan planet merupakan hal yang jarang terjadi. Salah satu peristiwa tumbukan terjadi pada Juli 1994 ketika komet Shoemaker-Levy 9 pecah menjadi 20 keping dan menghantam Yupiter.
Para ilmuwan berspekulasi bahwa tabrakan antara komet dan planet dapat terjadi sewaktu-waktu. Diduga beberapa tumbukan antara Bumi dengan komet yang pernah terjadi beberapa juta tahun lampau menghasilkan lapisan debu yang sangat tebal yang menutupi atmosfer bumi hingga menyebabkan punahnya beberapa spesies hewan purba. Tabrakan dengan komet juga diperkirakan merupakan penyebab dari sebuah ledakan dahsyat yang pernah terjadi di bulan Juni 1908 di daerah Tunguska, Rusia. Di lain pihak, ada juga ilmuwan yang mempercayai bahwa Bumi secara konstan telah dibombardir oleh komet yang berukuran kira-kira sebesar rumah tanpa menyebabkan kerusakan. Tabrakan ini diduga berpengaruh terhadap persediaan air dan adanya beberapa unsur kimia di Bumi.
Salah satu peristiwa tabrakan komet dengan planet yang terkenal terjadi pada tanggal 16-22 Juli 1994. Saat itu setidaknya 20 pecahan besar dari komet Shoemaker-Levy 9 menumbuk permukaan planet Yupiter dengan kecepatan 60 km/sekon, menimbulkan awan panas setinggi ribuan km di atas permukaan planet tersebut. Peristiwa itu meninggalkan gelembung panas yang terdiri atas gas yang berasal dari atmosfer Yupiter. Bekas yang ditinggalkannya berupa sebuah area besar yang gelap di atmosfer planet tersebut bertahan hingga beberapa bulan setelah peristiwa tersebut berlalu. Pecahan komet Shoemaker-Levy 9 menghantam Yupiter pada posisi lintang 45° dan posisi bujur 6,5° di permukaan bagian luar planet raksasa tersebut. Pecahan terbesar dari komet yang menumbuk Yupiter diperkirakan berdiameter sekitar 2 km. Para astronom mengamati peristiwa ini dari Bumi melalui gambar-gambar yang dikirim oleh teleskop antariksa Hubble dan wahana antariksa Galileo. Artikel tentang "Nasib komet dan tumbukan komet".
No comments:
Post a Comment